Kamis, 13 Juli 2017

Bab 5 aktiva tetap

BAB 5
Aktiva tetap – Berwujud
(Tangible – Assets)
PENGERTIAN AKTVA TETAP
Dalam akuntansi aktiva tetap berwujud, meliputi aktiva – aktiva yang memiliki bentuk fisik dan digunakan dalam operasi normal perusahaan, serta mempunyai kegunaan dalam operasi normal perusahaan, serta mempunyai kegunaan yang relatif permanen.

Karakteristik aktiva tetap berwujud :
1.       Memiliki bentuk fisik
2.        Digunakan secara aktif dalam kegiatan normal perusahaan
3.       Dimiliki tidak sebagai investasi (penanaman modal) dan tidak diperdagangkan
4.        Memiliki jangka waktu kegunaan (umur) relatif permanen (lebih dari satu periode akuntansi / lebih dari satu tahun)
5.       Memberikan manfaat dimasa yang akan datang
Contoh aktiva tetap berwujud berupa : tanah, bangunan, mesin, dan alat-alat pabrik; mebel dan alat-alat kantor; kendaraan dan alat-alat transportasi.
Aktiva tetap berwujud dibedakan menjadi 3 golongan :
1.       Aktiva tetap yang umur atau masa kegunaannya tidak terbatas.
Golongan ini tidak dilakukan penyusutan atas harga perolehannya, karena manfaatnya tidak akan berkurang didalam menjalankan fungsinya selama jangka waktu yang tidak terbatas.
Contoh : tanah untuk bangunan, pabrik dan kantor, tanah untuk pertanian.
2.       Aktiva tetap yang umur atau masa kegunaannya terbatas dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah berakhir.
Karena manfaat yang diberikan didalam menjalankan fungsinya semakin berkurang atau terbatas jangka waktunya, maka terhadap harga perolehan aktiva ini harus disusut selama masa kegunaannya.
Contoh : bangunan, mesin dan alat-alat pabrik; mebel dan alat-alat kantor; kendaraan dan alat-alat transportasi.
3.       Aktiva tetap yang umur atau kegunaannya terbatas dan tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah habis.



Akuntansi atas aktiva tetap secara umum dibagi atas 3, yaitu:
1. Akuntansi saat perolehan (accounting for acquisition of plant assets)
2. Akuntansi saat penggunaan (accounting for usage of plant assets)
3. Akuntansi saat pelepasan (accounting for disposal of plant assets)

PENENTUAN HARGA PEROLEHAN AKTIVA TETAP
Aktiva tetap harus dicatat sebesar harga perolehannya.Harga perolehan meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan aktiva, dan pengeluaran-pengeluaran lain agar aktiva siap digunakan.Harga perolehan diukur dengan kas yang dibayarkan pada suatu transaksi secara tunai. Jika harga perolehan sudah ditetapkan maka harga perolehan tersebut akan menjadi dasar untuk akuntansi selama masa pemakaian yang bersangkutan. Akuntansi tidak mengakui harga pasar atau harga pengganti.
Penerapan prinsip harga perolehan untuk aktiva tetap :
1)      Tanah
Harga perolehan tanah meliputi :
a)      Harga beli tunai tanah
b)      Biaya balik nama
c)       Komisi perantara
d)      Pajak atau pemungutan lain yang harus dibayar pembeli
2)      Perbaikan tanah
Harga perolehan perbaikan tanah meliputi semua pengeluaran yang dilakukan sampai perbaikan siap untuk digunakan.
3)      Gedung
Bila gedung dimiliki melalui pembelian maka, harga perolehannya meliputi :
a)      Harga beli
b)      biaya notaris
c)       komisi perantara.
Bila gedung dibangun sendiri, harga perolehannya meliputi :
a)      Semua pengeluaran untuk membuat gedung
b)       termasuk ijin mendirikan bangunan
c)       instalasi listrik dan air.
4)      Peralatan
Harga perolehannya terdiri dari :
a)      harga beli tunai
b)      biaya pengangkutan
c)       biaya asuransi selama dalam pengangkutan
termasuk juga pengeluaran untuk bea balik nama kendaraan.
KONSEP DEPRESIASI AKTIVA TETAP
Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis. Depresiasi juga proses pengalokasian harga perolehan bukan proses penilaian aktiva.
Latar belakang dilakukannya depresiasi adalah kemampuan suatu aktiva untuk menghasilkan pendapatan dan jasa semakin menurun, baik secara fisik dan fungsinya.Pengakuan atas depresiasi aktiva tetap tidak berakibat adanya pengumpulan kas untuk mengganti aktiva lama dengan aktiva yang baru. Saldo rekening Akumulasi depresiasi menggambarkan jumlah depresiasi yang telah dibebankan sebagai biaya, bukan menggambarkan dana yang telah dihimpun.

METODE DEPRESIASI
Depresiasi dicatat dan dilaporkan dengan menggunakan metode-metode berikut :
1. Garis lurus (straight-line method)
2. saldo menurun (declining balance method)
3. Jumlah angka-angka tahun (sum-of-the-years-digits method)
4. satuan kegiatan









Depresiasi periodic didasarkan pada tiga faktor berikut :
1. Harga Perolehan
2. Nilai residu
3. Masa manfaat
Harga perolehan adalah nilai suatu aktiva tetap yaitu harga beli ditambah dengan biaya-biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tersebut dapat digunakan atau dipakai untuk kegiatan operasional perusahaan.
Suatu aktiva tetap tidak akan dicatat atau diakui dalam catatan akuntansi perusahaan jika aktiva tetap tersebut belum atau tidak dapat digunakan dalam kegiatan operasional normal perusahaan.
Nilai residu adalah taksiran nilai tunai aktiva pada akhir masa manfaat aktiva tersebut.
Masa manfaat adalah jangka waktu pemakaian aktiva yang diharapkan oleh perusahaan.

METODE GARIS LURUS (STRAIGHT LINE)
Dalam metode ini beban depresiasi periodic sepanjang masa pemakaian aktiva adalah sama besarnya.Biasanya metode ini sering digunakan untuk barang – barang yang sering kita gunakan.
Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut :
Tarif depresiasi (%) per tahun
 
Masa manfaat
 
Nilai aktiva tetap (100%)
 
                                            :                                                  =            

Harga perolehan depresiasi
 
Tarif depresiasi (%)
 
Biaya depresiasi

 
 


                                       X                                                      =


Harga perolehan di depresiasi adalah harga perolehan – nilai residu
Contoh perhitungan metode garis lurus :
-          PT. LATIFAH telah mendatangkan sebuah mesin cetak digital seharga Rp.30.000.000. mesin tersebut diperkirakan akan berumur 5 tahun dengan nilai residu sebesar Rp.5.000.000
-          Kapasitas produksi total cetak mesin 1.000.000 unit
-          Produksi actual tahun 1 sebesar 250.000 unit
-          Produksi actual tahun 2 sebesar 230.000 unit
-          Produksi actual tahun  3 sebesar 210.000 unit
-          Produksi actual tahun  4 sebesar 170.000 unit
-          Produksi actual tahun  5 sebesar 140.000 unit
Untuk menghitung besarnya berapa beban penyusutan pertahun adalah sebagai berikut :
Tarif depresiasi                 = 100% : 5 tahun
                                                = 20%/tahun
Beban depresiasi             = Harga perolehan didepresiasi x tarif depresiasi
                                                = (30.000.000 – 5.000.000) x 20%
                                                = 5.000.000/tahun
Apabila kita buat tabel jadwal depresiasinya adalah sebagai berikut :
Tahun
Harga perolehan didepresiasi
Tarif depresiasi
Beban depresiasi
Akumulasi depresiasi
Nilai buku
1
25.000.000
20%
5.000.000
5.000.000
25.000.000
2
25.000.000
20%
5.000.000
10.000.000
20.000.000
3
25.000.000
20%
5.000.000
15.000.000
15.000.000
4
25.000.000
20%
5.000.000
20.000.000
10.000.000
5
25.000.000
20%
5.000.000
25.000.000
5.000.000

METODE SALDO MENURUN (DOUBLE DECLINING BALANCE)
Pada metode ini biaya depresiasi dari tahun ke tahun semakin menurun, hal ini terjadi karena perhitungan biaya depresiasi periodic didasarkan pada nilai buku (harga perolehan dikurangi dengan akumulasi depresiasi) aktiva yang semakin menurun dari tahun ke tahun.
Tarif depresiasi yang sering digunakan adalah tarif metode garis lurus yang dikalikan 2, sehingga meode ini sering disebut sebagai metode saldo menurun ganda (double declining balance method)
Rumus yang digunakan sebagai berikut :
Biaya depresiasi
 
Tarif depresiasi (%)
 
Nilai buku pada awal tahun
 
                                                                                                       
                                                X                                                  =
Oleh karena metode saldo menurun ganda menghasilkan biaya depresiasi yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal , maka metode ini sering disebut sebagai metode depresiasi dipercepat.
Contoh perhitungan metode saldo menurun :
Kita gunakan soal yang sama dengan contoh soal pada metode garis lurus yaitu PT. LATIFAH.
Tarif depresiasi                 = 100% : 5 tahun x 2
                                                = 40%/tahun
Tahun
Harga perolehan
Tarif depresiasi
Beban depresiasi
Akumulasi depresiasi
Nilai buku
1
30.000.000
40%
12.000.000
12.000.000
18.000.000
2
18.000.000
40%
7.200.000
19.200.000
10,800.000
3
10.800.000
40%
4.320.000
23.250.000
6.480.000
4
6.480.000
40%
2.592.000
25.842.000
3.888.000
5
3.888.000
40%
1.555.200
27.397.200
2.332.000

METODE JUMLAH ANGKA-ANGKA TAHUN (SUM OF THE YEAR DIGITS)
Metode ini juga akan semakin menghasilkan biaya depresiasi yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dan semakin kecil pada tahun-tahun akhir (metode depresiasi yang dipercepat)
Metode ini disebut sebagai jumlah angka-angka tahun Karena depresiasinya didasarkan pada suatu pecahan yang :
1. Pembilangnya adalah tahun-tahun pemakaian aktiva yang masih tersisa sejak awal tahun ini.
2. Penyebutnya adalah jumlah tahun-tahun sejak tahun pertama hingga tahun pemakaian terakhir
Rumus :
Biaya depresiasi
 
Pecahan angka-angka tahun
 
Harga perolehan awal tahun
 
                                               
                                                X                                                             =

Untuk aktiva yang ditaksir akan berumur 5 tahun, maka jumlah angka-angka tahunnya adalah 1+2+3+4+5 = 15
Depresiasi pertahun dihitung dengan mengalikan harga perolehan didepresiasi dengan pecahan metode angka-angka tahun.
Contoh perhitungan metode jumlah angka tahun :
Kita gunakan soal yang sama dengan contoh soal PT. LATIFAH
Tahun
Harga perolehan didepresiasi
Tarif depresiasi
Beban depresiasi
Akumulasi depresiasi
Nilai buku
1
25.000.000
5/15
8.333.333
8.333.333
21.666.667
2
25.000.000
4/15
6.666.667
15.000.000
15.000.000
3
25.000.000
3/15
5.000.000
20.000.000
10.000.000
4
25.000.000
2/15
3.333.333
23.333.333
6.666.667
5
25.000.000
1/15
1.666.667
25.000.000
5.000.000

METODE SATUAN KEGIATAN (UNITS OF ACTIVITY)
Dalam metode ini masa pemakaian aktiva tidak dinyatakan dengan jangka waktu melainkan dengan jumlah satuan (unit) yang dapat dihasilkan oleh aktiva yang bersangkutan.
Metode ini cocok digunakan dalam depresiasi mesin pabrik.Metode ini sering juga disebut sebagai metode satuan hasil.
Rumus :
Biaya depresiasi per satuan
 
Jumlah satuan kegiatan
 
Harga perolehan didepresiasi
 
                                               
                                                :                                               =

Biaya depresiasi
 
Jumlah kegiatan tahun ini
 
Biaya depresiasi per satuan
 
                                               
                                                X                                                 =

Contoh perhitungan metode satuan hasil atau produksi :
Kita gunakan soal yang sama dengan contoh soal PT.LATIFAH
-          Kapasitas produksi total cetak 1.000.000 unit
-          Produksi actual tahun 1 sebesar 250.000 unit
-          Produksi actual tahun 2 sebesar 230.000 unit
-          Produksi actual tahun 3 sebesar 210.000 unit
-          Produksi actual tahun 4 sebesar 170.000 unit
-          Produksi actual tahun 5 sebesar 140.000 unit
Biaya depresiasi persatuan          = harga perolehan didepresiasi : jumlah satuan kegiatan
                                                                = Rp.25.000.000 : 1.000.000 unit
                                                                = Rp.25
Untuk melihat berapa besarnya beban depresiasi untuk masing-masing tahun selama manfaatnya dapat dilihat dalam tabel jadwal depresiasi sebagai berikut :
Tahun
Jumlah kegiatan tahun ini
Biaya depresiasi persatuan
Beban depresiasi
Akumulasi depresiasi
Nilai buku
1
250.000
Rp.25
6.250.000
6.250.000
23.750.000
2
230.000
Rp.25
5.750.000
12.000.000
18.000.000
3
210.000
Rp.25
5.250.000
17.250.000
12.750.000
4
170.000
Rp.25
4.250.000
21.500.000
8.500.000
5
140.000
Rp.25
3.500.000
25.000.000
5.000.000

Perbandingan beban depresiasi tahunan dan total depresiasi pada keempat metode diatas Nampak sebagai berikut.
PT. LATIFAH
Perbandingan antar Metode Depresiasi
Tahun
Metode garis lurus
Metode saldo menurun
Metode jumlah angka tahun
Metode satuan hasil
1
5.000.000
12.000.000
8.333.333
6.250.000
2
5.000.000
7.200.000
6.666.667
5.750.000
3
5.000.000
4.320.000
5.000.000
5.250.000
4
5.000.000
2.592.000
3.333.333
4.250.000
5
5.000.000
1.555.200
1.666.667
3.500.000

25.000.000
27.667.200
25.000.000
25.000.000

Contoh kasus
Suatu mesin dibeli oleh PT. MOBILUDARA pada tanggal 1 January 2000 dengan harga Rp.94.000.000. mesin ini diperkirakan akan berumur 6 tahun dengan nilai residu Rp.4.000.000
Apabila dilihat dari kapasitas produksinya, mesin ini selama masa manfaatnya akan dapat memproduksi 12.500.000 unit dengan rincian sebagai berikut :
Tahun
Produksi
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2.000.000
2.100.000
3.000.000
2.800.000
1.750.000
850.000

Hitunglah berapa kali beban penyusutan dengan menggunakan 4 metode depresiasi yaitu garis lurus, saldo menurun, jumlah angka tahun dan satuan produksi.
Jawaban :
Harga perolehan didepresiasi     = Rp.94.000.000 – Rp.4.000.000
                                                                = Rp. 90.000.000
Metode garis lurus
Tarif depresiasi                 = 100% : 6 tahun
                                                = 16.667%/tahun
Beban depresiasi             = harga perolehan didepresiasi x tarif depresiasi
                                                = (Rp.94.000.000 – Rp.4.000.000) x 16.667%
                                                = Rp.90.000.000 x 16.667%
                                                = Rp.15.000.000/tahun
Tabel jadwal depresiasinya :
Tahun
Harga perolehan
Tarif depresiasi
Beban depresiasi
Akumulasi depresiasi
Nilai buku
1
90.000.000
16.667%
15.000.000
15.000.000
79.000.000
2
90.000.000
16.667%
15.000.000
30.000.000
64.000.000
3
90.000.000
16.667%
15.000.000
45.000.000
49.000.000
4
90.000.000
16.667%
15.000.000
60.000.000
34.000.000
5
90.000.000
16.667%
15.000.000
75.000.000
19.000.000
6
90.000.000
16.667%
15.000.000
90.000.000
4.000.000

Metode saldo menurun
Tarif depresiasi                 = 100% : 6 tahun x 2
                                                = 33,3334%/tahun
Tabel jadwal depresiasinya :
Tahun
Harga perolehan
Tarif depresiasi
Beban depresiasi
Akumulasi depresiasi
Nilai buku
1
94.000.000
33.3334%
31.333.396
31.333.396
62.666.604
2
62.666.604
33.3334%
20.888.909
52.222.305
41.777.695
3
41.777.695
33.3334%
13.925.926
66.148.231
27.851.769
4
27.851.769
33.3334%
9.283.941
75.432.172
18.567.828
5
18.567.828
33.3334%
6.189.288
81.621.460
12.378.540
6
12.378.540
33.3334%
4.126.188
85.747.648
8.252.352

Metode jumlah angka tahun
Untuk aktiva yang ditaksir akan berumur 6 tahun, maka jumlah angka-angka tahunnya adalah 1+2+3+4+5+6 = 21
Tabel jadwal depresiasinya :
Tahun
Harga perolehan didepresiasi
Tarif depresiasi
Beban depresiasi
Akumulasi depresiasi
Nilai buku
2000
90.000.000
6/21
25.714.285
25.714.285
68.285.715
2001
90.000.000
5/21
21.428.571
47.142.856
46.857.144
2002
90.000.000
4/21
17.142.857
64.285.713
29.714.287
2003
90.000.000
3/21
12.857.142
77.142.855
16.857.145
2004
90.000.000
2/21
8.571.428
85.714.283
8.285.717
2005
90.000.000
1/21
4.285.714
90.000.000
4.000.000

Metode satuan kegiatan
Biaya depresiasi per satuan         = harga perolehan didepresiasi  :  jumlah satuan kegiatan
                                                                = Rp.90.000.000 : 12.500.000
                                                                = Rp 7.2
Untuk melihat berapa besarnya beban depresiasi untuk masing-masing tahun selama manfaatnya dapat dilihat dalam tabel jadwal depresiasi sebagai berikut :

Tahun
Jumlah kegiatan tahun ini
Biaya depresi per satuan
Beban depresiasi
Akumulasi depresiasi
Nilai buku
2000
2.000.000
Rp.7.2
14.400.000
14.400.000
79.600.000
2001
2.100.000
Rp.7.2
15.120.000
29.520.000
64.480.000
2002
3.000.000
Rp.7.2
21.600.000
51.120.000
42.880.000
2003
2.800.000
Rp.7.2
20.160.000
71.280.000
22.720.000
2004
1.750.000
Rp.7.2
12.600.000
83.880.000
10.120.000
2005
850.000
Rp.7.2
6.120.000
90.000.000
4.000.000

AKUNTANSI UNTUK PENGHENTIAN AKTIVA TETAP
Penghentian aktiva tetap terjadi pada saat aktiva tetap belum habis masa manfaatnya maupun pada saat masa manfaatnya tersebut telah habis.Jika aktiva tetap telah habis masa manfaatnya berarti pada saat pengehentian aktiva tetap tersebut telah disusutkan secara penuh.
Bila aktiva tetap dihentikan sebelum masa manfaatnya habis atau selesai, maka akan timbul adanya laba atau rugi akibat pengehentian tetap tersebut. Penghentian aktiva tetap sebelum habis masa manfaatnya dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dijual atau ditukar dengan aktiva tetap lain.
Penjualan aktiva tetap
Aktiva tetap yang dijual sebelum masa ekonomisnya akan diperoleh laba (gain) atau rugi (loss) dari penjualan aktiva tersebut. Laba atau rugi dari penjualan aktiva tetap dihitung dengan cara membandingkan antara harga jual dengan nilai buku (book value) aktiva tetap pada saat dijual. Jika harga jual lebih tinggi dibandingkan dengan nilai buku maka yang terjadi adalah laba, sebaliknya bila harga jual lebih rendah dibandingkan dengan nilai buku maka akan diperoleh rugi. Dan apabila harga jual dan nilai buku besarnya sama maka tidak akan terjadi laba maupun rugi.
Contoh :
Suatu aktiva tetap yaitu sepeda motor, pada tanggal 1 desember 2008 dilihat catatan akuntansinya ternyata telah disusutkan sebesar Rp. 7.500.000. Dahulu pada waktu dibeli sepeda motor tersebut memiliki harga perolehan sebesar Rp.12.500.000. andaikata sepeda motor tersebut dijual pada harga :
a.       Rp.6.000.000
b.      Rp.5.000.000
c.       Rp.4.000.000
Apakah yang akan terjadi ?laba, rugi atau impas? Untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat kita hitung sebagai berikut :
Harga jual                                                                                                                                            Rp.6000.000
Harga perolehan sepeda motor                                 Rp.12.500.000
Akumulasi depresiasi                                                     Rp.   7.500.000
Nilai buku                                                                            Rp.   5.000.000  
                                                                                                                                                                (Rp.5000.000)
                Laba penjualan sepeda motor                                                                                    Rp.1.000.000
Jurnal untuk mencatat penjualan tersebut adalah :
Kas                                                                         Rp.6.000.000
Ak.depresiasi spd motor                               Rp.7.500.000
                Sepeda motor                                                                   Rp.12.500.000
                Laba penjualan spd motor                                           Rp.   1.000.000

 
 





Harga jual                                                                                                                            Rp.5.000.000
Harga perolehan sepeda motor                 Rp.12.500.000
Akumulasi depresiasi                                     Rp.   7.500.000
Nilai buku                                                            Rp.   5.000.000
                                                                                                                                                (Rp.5.000.000)
                                Laba (rugi) penjualan sepeda motor                                        Rp.                 0
Jurnal untuk mencatat penjualan tersebut adalah :
Kas                                                                         Rp.5.000.000
Ak.depresiasi spd motor                               Rp.7.500.000
                Sepeda motor                                                                   Rp.12.500.000
 
 




Harga jual                                                                                                                            Rp.4.000.000
Harga perolehan sepeda motor                                 Rp.12.500.000
Akumulasi depresiasi                                                     Rp.   7.500.000
Nilai buku                                                                            Rp.   5.000.000
                                                                                                                                                (Rp.5.000.000)
                                Rugi penjualan sepeda motor                                                    Rp. 1.000.000
Kas                                                         Rp.4.000.000
Ak.depresiasi spd motor               Rp.7.500.000
Rugi penjualan spd motor            Rp.1.000.000
                Sepeda motor                                                   Rp.12.500.000
 
Jurnal untuk mencatat penjualan tersebut adalah :





Pertukaran aktiva tetap
Pertukaran aktiva tetap dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
        I.            Pertukaran aktiva tetap sejenis
Pertukaran ini dilakukan antara aktiva tetap yang sejenis saja dan berfungsi sama. Pertukaran aktiva tetap sejenis bila terjadi laba karena pertukaran ini, maka tidak akan diakui. Namun bila yang terjadi adalah rugi maka harus diakui.
      II.            Pertukaran aktiva tetap tidak sejenis
Pertukaran ini merupakan pertukaran aktiva tetap yang secara fungsi berbeda. Dalam pertukaran tidak sejenis, bila terjadi laba pertukaran dan rugi pertukaran akan diakui dan dicatat dalam akuntansi.



contoh soal
1. sebuah perusahaan telah mendatangkan sebuah mesin dengan rincian biaya yang dikeluarkan sebagai berikut :
harga dari pabrik                                 Rp. 100.000.000,00
biaya pengapalan                                         20.000.000,00
biaya asuransi                                                 2.000.000,00
biaya pemasangan                                         3.000.000,00
mesin tersebut diperkirakan akan berumur 4 tahun  dengan nilai residu sebesar Rp. 15.000.000,00. mesin ini siap untuk dipakai pada tamggal 1 April 2000

Di minta:
hitunglah biaya penyusutan, akumulasi penyusutan  dan nilai buku dari mesin tersebut dengan menggunakn metode penyusutan.
a)      garis lurus
b)      saldo menurun dengan tarif metode garis lurus.
c)       jumlah angka-angka tahun.
Jawaban :
Harga perolehan di depresiasi : total biaya - nilai residu
Tarif depresiasi   : 100% :  tahun
Beban depresiasi     :  beban perolehan didepresiasi x  tarif depresiasi
Nilai buku :   Total biaya -  akm. depresiasi

a) Metode garis lurus
harga perolehan didepresiasi =  Rp. 125.000.000 - Rp. 15.000.000
                                                      = Rp. 110.000.000
tarif deprasiasi =  100% : 4 tahun
                             = 25% Pertahun
Beban depresiasi  = ( 125.000.000 - 15.000.000 ) x 25 %
                                 = Rp. 27.500.000
table metode garis lurus
Tahun
Harag pokok
Didepresiasi
Tarif
Depresiasi
Beban
Depresisi
Akumulasi
Depresiasi
Nilai buku
1
Rp.         110.000.000
25%
Rp.           27.500.000
Rp.    27.500.000
Rp.       97.500.000
2
Rp.         110.000.000
25%
Rp.           27.500.000
Rp.    55.000.000
Rp.       70.000.000
3
Rp.         110.000.000
25%
Rp .          27.500.000
Rp.    82.500.000
Rp.       42.500.000
4
Rp.         110.000.000
25%
Rp.           27.500.000
Rp. 110.000.000
Rp.       15.000.000


b) Metode saldo menurun
tarif depresiasi  = 100% : 4 tahun x 2
                              = 50%  Pertahun
Tahun
Harga pokok didepresiasi
Tarif
depresiasi

Beban depresisi
Akumulasi
depresisi
Nilai buku
1
Rp          125.000.000
50%
Rp.           62.500.000
Rp.    62.500.000
Rp.       62.500.000
2
Rp            62.500.000 
50%
Rp.           31.250.000
Rp.    93.250.000
Rp.       31.750.000
3
Rp            31.250.000
50%
Rp.           15.625.000
Rp. 109.375.000
Rp.       15.625.000
4
Rp.           15.625.000
50%
Rp.             7.812.500
Rp. 117.187.500
Rp.         7.812.500


c) metode jumlah angka tahun
1+2+3+4 = 10
table jadwal depresiasi
Tahun
Harag pokok
Didepresiasi
Tarif
Depresiasi
Beban
Depresisi
Akumulasi
Depresiasi
Nilai buku
1
Rp.         110.000.000
4/10
Rp.           44.000.000
Rp.    44.000.000
Rp.       81.000.000
2
Rp.         110.000.000
3/10
Rp.           33.000.000
Rp.    77.000.000
Rp.      48.000.000
3
Rp.         110.000.000
2/10
Rp .          22.000.000
Rp.    99.000.000
Rp.       26.000.000
4
Rp.         110.000.000
1/10
Rp.           11.000.000
Rp. 110.000.000
Rp.       15.000.000




AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD ( INTANGIBLE ASSET)
BASIC
aktiva tetap tak berwujud merupakan aktiva tetap yang secara fisik tidak dapat dilihat bentuknya, akan tetapi memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan.
contoh aktiva tetap tak berwujud
a. Hak sewa ( lease hold)
adalah hak yang di peroleh atgas suatu sewa aktiva tertentu ( sewa tempat usaha, sewa gedung, sewa mesin,) yang biasannya menggunakan kurun waktu tertentu, disahkan oleh pejabat pembuat akte, ( notaris). hak sewa dinyatakn sebagai aktiva tetap ( tak terwujud) karena 2 alasan :
(-) hak sewa memberikan kontribusi bagi perusahaan, atau dengan kata lain, atas sumber daya (dana) yang dikeluarkan diharapkan hak sewa akan memberikan manfaat kembali ( berpotensi menghasilkan kas atau manfaat) dimasa yang akan datang.
(-) Manfaat yang akan diterima oleh perusahaan atas kepemilikan hak sewa, akan dinikmati oleh perusahaan untuk priode lebih dari satu tahun buku.
b. Organisasi Cost
adalah pengeluaran - pengeluaran perusahaan yang terjadi sehubungan dengan set-up perusahaan sebelum beropreasi, contohnya pembayaran kepada notaris. Penfeluaran ini diakui sebagai perolehan aktiva tak berwujud , karena dalam pengeluaran tersebut perusahaan akan memperoleh manfaat yang lebih dari satu halaman buku juga, yaitu selama perusahaan masih beroperasi.
c. Perijinan ( permit)
perijinan adalah hak perusahaan yang diperoleh dari pihak pemerintah baik daerah maupun pusat untuk melakukan aktivitas tertentu terkait dengan bidang usahanya.
d. Hak patetnt
hak paten adalah hak perusahaan yang diperoleh atas suatu penemuan tertentu.
e. Merk dagang (trade mark)
merk dagang (trade mark) yang biasa di singkat TM adalah hak yang diperoleh atas suatu merk komersial tertentu. hak ini bisa berupa logo, tulisan, bentuk, symbol atau kombinasinya, yang mewakili suatu organisasi/ perusahaan tertentu.
f. Hak penggandaan ( copy right)
Copy right adalah hak yang berkaitan atas suatu penulisan, baik berupa karya ilmiah, puisi, novel maupun lyric lagu copy tight hak untuk memperbanyak dan mengedarkannya.
g. Franchise
adalah hak yang diperoleh untuk melakukan suatu usaha tertentu atau memasarkan produk nya sekaligus mengikuti pola usaha, cara pengelolaan, penggunaan logo maupun penggunaan alat usaha tertentu yang aslinya dimiliki oleh perusahaan yang memberikan hak franchise
h. good will
adalah kelebihan - kelebihan, keistimewaan tertentu yang dimiliki oleh perusahaan yang oleh karenanya menjadi dinilai lebih oleh pihak lain.

PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP TAK TERWUJUD
pada dasarnya permasalahan akuntansi atas aktiva tetap tak berwujud (intangible asset) sama saja dengan aktiva tetap berwujud.
1.       perolehan
2.       pengeluaran- pengeluaran setelah perolehan
3.       amortisasi adalah pengalokasian harga perolehan ke beban usaha


AKUNTANSI INVESTASI
JANGKA PANJANG
LONG-TERM IVESTMENT

PENGERTIAN

Investasi jangka panjang :
Adalah sekuritas yang tidak mudah diperdagangkan dan dilakukan dalam jangka waktu yang lama atau dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau lebih dari siklus normal operasi perusahaan.
Investasi jangka panjang bukan merupakan sumber dana yang  cepat.

JENIS-JENIS INVESTASI JANGKA PANJANG
1.       Investasi obligasi
Investasi jangka panjang dalam obligasi memberikan jaminan yang pasti atas penerimaan bunga  selama kurun waktu tertentu, karena apabila bunga dipasaran menurun bunga obligasi tetap tidak berubah karena tingkat bunganya telah ditetapkan dalam perjanjian.
2.       Investasi saham
Investasi jangka panjang dalam saham memberi penghasilan (dividen) yang lebih tinggi, bila perusahaan mendapat laba yang tinggi, mempunyai hak suara sebagai pemilik yang berarti turut menentukan kebijakan perusahaan.


OBLIGASI

Obligasi yang dibeli perusahaan sebagai investasi jangka panjang, dicatat sebesar harga perolehannya.

harga perolehan tersebut meliputi :
                harga beli (kurs) obligasi ditambah komisi perantara dan biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pembelian obligasi.

Perbedaan harga perolehan dengan nilai nominal :
1.       Diskonto (disagio) bila harga perolehan < nilai nominal
2.       Premi ( agio) bila harga perolehan > nilai nominal
Diskonto( premi) harus diamortisasi


AMORTISASI DISKONTO (PREMI )
Diskonto (premi) diamortisasi selama jangka waktu obligasi

Amortisasi dilakukan :
1.       Pada setiap tanggal penerimaan bunga
2.       Saat perusahaan tutup buka (biasanya setiap tanggal 31 des )

Jurnal amortisasi :
1.       Amortisasi Diskonto :
Investasi jangka panjang – obligasi                                           xxx
                Pendapatan bunga                                                                          xxx
2.       Amortisasi premi :
Pendapatan bunga                                                                          xxx
                Investasi jangka panjang-obligasi                                              xxx



PEMBELIAN OBLIGASI
Obligasi dibeli dengan :
1.       at par  ( kurs 100) harga perolehan   = nilai nam
2.       at dscount  (kurs <100) harga perolehan < nilai nam
3.       at premi ( kurs >100)  harga perolehan > nilai nam

pembelian obligasi dapat dilakukan :
1.       pada saat tanggal  penerimaan bunga , sehingga tidak ada bunga berjalan.
2.       Bukan pada tanggal penerimaan bunga, sehingga kas yang dikeluarkan(dibayarkan )termasuk bunga berjalan.
PENJUALAN OBLIGASI SEBELUM JATUH TEMPO
Obligasi yang dimiliki untuk investasi jangka panjang mungkin dijual sebelum tanggal jatuh tempo
Rekening kas yang didebet ,sebesar jumlah kas yang diterima dan rekening investasi jangka panjang-obligasi  dikredit sebesar nilai buku investasi pada saat penjualan terjadi.

Laba (rugi) penjualan obligasi adalah selisih antara jumlah kas yang diterima (hasil penjualan bersih) dengan nilai buku obligasi

Hasil penjualan bersih = harga jual (kurs) – biaya-biaya
Apabila penjualan dilakukan bukan pada tanggal penerimaan bunga maka kas yang diterima ditambah bunga berjalan ( untuk periode sejak tanggal bunga berakhir s/d tgl penjualan )
Nilai Buku Obligasi :
1.       obligasi dengan diskonto :
harga perolehan                               xxx
diskonto obligasi                              xxx
nilai buku obligasi                             xxx
2.       obligasi dengan premi :
harga perolehan                               xxx
premi obligasi                                    (xxx)
nilai buku obligasi                             xxx
                                                laba, bila harga jual > nilai buku
                                                rugi, bila harga jual < nilai buku

SAHAM
TUJUAN PENANAMAN MODAL SAHAM :
v  Untuk mengawasi perusahaan lain
v   Untuk memperoleh pendapatan yang tetap setiap periode
v  Untuk membentuk suatu dana khusus
v  Untuk menjamin kontiunitas suplai bahan baku
v  Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.

Investasi  jangka panjang dalam saham seperti dalam obligasi juga dicatat sebesar harga perolehannya.
Harga perolehan saham = harga pasar + biaya lain yang dikeluarkan .

AKUNTANSI INVESTASI SAHAM
                                Akuntansi untuk investasi dalam saham
Setelah investasi dibeli sangat tergantung sampai seberapa jauh perusahaan akan dapat mempengaruhi kebijakan operasi dan keuangan perusahaan penerbit saham dan presentase pemilikan saham dalam perusahaan.
                                METODE PENCATATAN INVESTASI SAHAM:
v  METODE HARGA PEROLEHAN (COST METHOD)
v  METODE EKUITAS (EQUITY METHOD)

METODE HARGA PEROLEHAN (COST METHOD)
Metode harga perolehan dalam saham digunakan apabila investor tidak mempunyai pengaruhyang besar terhadap perusahaan penerbit saham, dalam hal ini investor memiliki kurang dari 20%.Saham dicatat sebesar harga perolahannya.Deviden diakui sebagai pendapatan saat diumumkan oleh dewan komisaris perusahaan penerbit saham.Laba (Rugi) penjualan saham adalah selisih Harga jual dengan Harga perolehannya.
METODE EKUITAS (EQUITY METHOD)
Metode equity digunakan apabila investor mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perusahaan penerbit saham, dalam hal ini investor memiliki 20% atau lebih dari keseluruhan saham yang diterbitkan oleh perusahaan penerbit.Metode equity investor memperhitungkan laba bersih yang diperoleh perusahaan penerbit saham dlm rekening investasinya.Deviden yang diterima dari perusahaan penerbit investasi dipandang sbg pengurangan atas investasinya.Laba (Rugi) penjualan saham adalah selisih Harga Jual dengan Nilai Buku saham.
HUTANG JANGKA PENDEK DAN AKUNTANSI
UNTUK GAJI DAN UPAH
Hutang merupakan kewajiban untuk memindahkan harta atau memberikan jasa di masa yang akan datang. Kewajiban tersebut muncul karena adanya transaksi yang dilakukan dengan pihak luar perusahaan.
hutang jangka pendek dikelompokan menjadi 2 bagian :
1.      Hutang yang jumlahnya dapat dipastikan
2.      Hutang yang jumlahnya tidak dapat dipastikan (diperkirakan)
hutang yang jumlahnya dapat dipastikan
1.      Hutang Dagang
Jumlahyang harus dibayar kepada pemasok, karena perusahaan melakukan penbelian barang atau jasa.
Contoh :
Dibeli persediaan barang dagang secara kredit (periodic) sebesar Rp 1.000.000
Jurnal
      Pembelian Barang Dagang      1.000.000
      Hutang Dagang                                   1.000.000


2.      Wesel Bayar Jangka Pendek
Alat pembelanjaan yang umum yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 tahun.
Contoh :
Pada tanggal 1 Desember 1990 PT A membeli persediaan barang dagang sebesar Rp 2.000.000, dengan mengeluarkan wesel dengan tingkat bunga 12% per tahun, jangka waktu 60 hari.
Jurnal
Pembelian Barang Dagang                      2.000.000
Wesel Bayar (jk Pendek)                                2.000.000

Pembelian barang dengan mengeluarkan sebuah wesel
Beban Bunga        20.000
Hutang bunga             20.000

Penyesuaian bunga ( Hutang bungan dilaporkan sebagai hutang jangka pendek)
Perhitungan bunga :                   2.000.000 x 12% x (30/360) = 20.000
Dari tanggal 1/12 s/d 31/12=       30 hari
Jurnal Balik
Hutang Bunga                 20.000
Beban Bunga                          20.000

Pembayaran Wesel
Wesel Bayar                    2.000.000
Beban Bunga                        40.000
     Kas                                          2.040.000

Perhitungan bunga : 2.000.000 x 12% x (60/360) = 40.000

3.      Wesel Bayar Jangka Pendek yang dikeluarkan dengan Diskonto
Perusahaan mendiskontokan weselnya (untuk peminjaman uang) pada bank. Diskonto yaitu pengurangan terhadap nilai bunga dari nilai normal wesel.
Contoh :
PT ABC mendiskontokan weselnya yangmempunyai nilai nominal sebesar Rp 1.000.000, jangka waktu wesel 60 hari, tanggal wesel 1 Desember 1994 dengan tingkat diskonto sebesar 12%.
Perhitungan :
Nilai nominal                                                                                             1.000.000
Diskonto                                                   1.000.000 x 12% x (60/360)        20.000
Hasil pendiskontoan/kas yang diterima                                                       980.000
Kas                                  980.000
Diskonto wesel bayar        20.000
     Wesel bayar                             1.000.000

Mencatat pendiskontoan wesel (Wesel bayar)
Beban bunga                    10.000
Diskonto wesel bayar              10.000

Amortisasi (penghapusan) diskonto wesel bayar penyesuaian akhir tahun (merupakan pengakuan beban bunga dan penghapusan diskonto wesel bayar)
Perhitungan:                      1.000.000 x 12% x (30/360) =                        10.000
1 Des s/d 31 Des = 30 hari
NB: diasumsikan jurnal penutup dibuat
Beban bunga                    10.000
Diskonto wesel bayar              10.000

Amortisasi (penghapusan) diskonto wesel bayar                      pengakuan beban bunga dan penghapusan diskonto wesel bayar berikutnya.
Perhitungan:          1.000.000 x 12% x (30/360) =            10.000
31 Des s/d 30 Jan                                                =            30 hari
Wesel bayar                     1.000.000
Kas                                          1.000.000

4.      Hutang Jangka Panjang yang akan jatuh tempo
Hutang jangka panjang akan jatuh tempo merupakan bagian dari hutang jangka panjang yang harus dibayar daam jangka waktu kurang dari 1 tahun.
Contoh :
Neraca per 31 Mei PT ABC memiliki hutang jangka panjang sebesar Rp 250.000.000. Dari jumlah tersebut, sebanyak 50.000.000 akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 tahun. Maka pelaporan kewajiban dalam neraca PT ABC akan Nampak sebagai berikut :
Kewajiban lancar :
Hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo                Rp       50.000.000
Kewajiban jangka panjang                                                Rp     200.000.000
Hutang jangka panjang

5.      Pendapatan Diterima Dimuka
Pendapatan diterima dimuka kewajiban karena perusahaan telah menerima uang dari pelangga, tapi jasa atau barang dari perusahaan belum diberikan atau diserahkan.
Contoh :
PT ABC menerima uang muka sebesar Rp 480.000 untuk berlangganan majalah “Bola” selama 1 tahun pada tanggal 1 April 1990.
Kas                                                          480.000
Pendapatan diterima dimuka                          480.000

Penerimaan uang muka sebesar 480.000 untuk 12 bulan
Jadi per bulannya = 480.000 /12 = 40.000
Pada akhir tahun, 31 Desember 1990 PT ABC akan mengakui pendapatan untuk 9 bulan (1 April s/d 31 Des = 9 bulan) pendapatan diakui jika majalah “Bola” sudah diberikan kepada pelanggannya. Karena selama 9 bulan sudah diberikan, maka pendapatan diakui.
Pendapatan diterima dimuka                   360.000
Pendapatan                                                     360.000

Pengakuan pendapatan selama 9 bulan.
Per bulannya sebesar Rp 40.000
Jadi 9 bulanya sebesar Rp 40.000  x 9 = 360.000
NB: diasumsikan jernal penutup dibuat.
Pendapatan diterima dimuka                   120.000
Pendapatan                                                     120.000

Pengakuan pendapatan sisanya yaitu 3 bulan (1 jan s/d 31 maret = 3 bulan)
Per bulannya sebesar Rp 40.000
Jadi 3 bulannya sebesar Rp 40.000 x 3 = 120.000


Hutang yang harus diperkirakan (Tidak Dapat Dipastikan)
Sering kali perusahaan mengatahui bahwa ada kewajiban tapi tidak mengetahui secara pasti berapa jumlah kewajiban tersebut.Kewajiban semacam ini disebut kewajiban yang harus diperkirakan.
Contoh:
1.      Hutang garansi yang diperkirakan
2.      Deposito yang dikembalikan
3.      Kewajiban bersyarat
·         Pelanggan yang menuntut perusahaan karena produk yang dibelinya tidak sesuai dengan apa yang diiklankan
·         Kewajiban bersyarat yang timbul karena perusahaan menjadi penjamin atas hutang yang dilakukan perusahaan lain kepada pihak ketiga. Praktek ini disebut sebagai consigning.


Akuntansi  untuk Gaji dan Upah
Gaji dan upah merupakan beban usaha yang besar bagi semua perusahaan.
Gaji merupakan pendapatan yang jumlahnya dihtung per tahun, per bulan, atau per minggu sedangkan upah merupakan pendapatan yang dihitung berdasarkan tarif per jam.
Menurut peraturan perburuhan yang ada di Indonesia, pegawai dikatakan bekerja lembur apabila ia bekerja lebih dari 40 jam seminggu. Tarif lembur diperhitungkan dengan cara sebagai beriku:
·         Lembur untuk jam pertama pada hari kerja dihitung sebesar 1,5 kali dari tarif normal, sedangkan untuk jam kedua dan seterusnya, tarif lembur menjadi 2 kali tarif normal per jam. Pada hari-hari libur resmi, untuk 7 jam pertama lembur dihitung sebesar 2 kali tarif normal per jam, sedangkan jam kedelapan dan seterusnya dihitung sebesar 3 kali tarif normal per jam.
Contoh perhitungan tarif lembur (pekerja yang mendapat gaji bulanan)
Mei Mei selama bulan oktober 1993 bekerja selama 197 jam. Gaji per bulan Mei Mei sebesar Rp 1.730.000. Jumlah jam kerja normal perusahaan selama satu bulan adalah 173 jam.
Maka kelebihan jam kerja sebanyak 197 jam – 173 jam = 24 jam.
Perhitungan tarif lembur adalah:
Upah per jam = 1.730.000 ÷ 173 jam = 10.000 per jam
Di asumsikan lembur tidak pada hari besar dan selama 7 hari kerja. Maka besarnya lembur adalah:
Jam pertama   :           10.000 x 1,5 x 7          = Rp 105.000
Jam kedua dst            :           10.000 x 2 x 17 jam    =Rp 340.000 +
Jadi total lembur sebesar                                = Rp 445.000


1.      Pendapatan Kotor dan Pendapatan Bersih
Berdasarkan UU pajak penghasilan, pemerintah akan memungut pajak penghasilan atas gaji dan upah yang diterima oleh pegawai.
Pendapatan kotor merupakan jumlah total gaji, upah, komisi dan jenis kompensasi lain yang diterima oleh pegawai sebelum dikurangi pajak dan pengurangan lainnya.
Pendapatan bersih adalah jumlah yang benar-benar diterima pegawai, setelah dikurangi pajak.

2.      Pengurangan Gaji dan Upah
Gaji dan upah yang diterima pegawai akan dikenakan pajak penghasilan. Besarnya pajak penghasilan yang dikenakan tersebut diatur dalam UU Nomor 10 Tahun 1994 dan keputusan Dirjen Pajak Nomor Kep-02/PJ/1995.
Pajak penghasilan dapat ditanggung oleh:
·         Perusahaan
·         Pegawai
·         Sebagian perusahaan, sebagian pegawai
(tergantung dari persepakatan kerja yang dilakukan antara pegawai dan perusahaan)
Penghasilan yang diterima oleh pegawai tetap dapat terdiri dari:
1.      Penghasilan teratur seperti gaji, upah,, honorarium, uang lembur dan premi.
2.      Penghasilan tidak teratur (penghasilan yang tidak tetap dan biasanya diberikan sekali saja dalam satu tahun) seperti bonus, tunjangan hari raya.
Sedangkan yang tidak termasuk dalam pengertian penghasilan:
1.      Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, kebakaran, jiwa dll.
2.      Penerimaan dalam bentuk natura (kenikmatan perjalanan cuti, kenikmatan pemakaian kendaraan bermotor milik perusahaan, dan kenikmatan pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja).
3.      Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya disahkan oleh Menteri Keuangan dan Penyelenggara Taspen serta tunjangan hari tua kepada badan penyelenggara Taspen dan Jamsostek yang dibayar oleh pemberi kerja.
Pengurangan-pengurangan tersebut berupa:
1.      Biaya-biaya untuk mendapatkan, menagih dan memlihara penghasilan yaitu:
2.      Biaya jabatan sebesar 5% dari penghasilan bruto, dan setinggi-tingginya Rp 500.000 per tahun. Iuran yang terkait pada gaji kepada dana pensiun yang disetujui oleh Menteri Keuangan yang dibayar oleh pegawai.
Berdasarkan ketentuan yang terbaru yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016 tanggal 22 Juni 2016 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak, disebutkan dalam Pasal 1 sebagai berikut:
1.      Wajib Pajak orang pribadi, PTKP sebesar Rp 54.000.000
2.      Tambahan Wajib Pajak yang kawin, PTKP sebesar Rp 4.500.000
3.      Tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami, PTKP sebesar Rp 54.000.000
4.      Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, contoh: ayah, ibu, dan anak, PTKP sebesar Rp 4.500.000
5.      Tambahan untuk setiap anggota keluarga semenda dalam garis keturunan lurus yang menjadi tanggungan sepenuhnya, contoh: mertua dan anak tiri serta anak angkat, PTKP sebesar Rp 4.500.000

Pendapatan Kena Pajak (PKP) dari pegawai akan dihitung berdasarkan tarif sebagai berikut:
Penghasilan Kena Pajak Tarif (Baru)
1.      Rp 50.000.000 pertama                                        5%
2.      Rp 50.000.001 s/d Rp 250.000.000                     15%
3.      Rp 250.000.001 s/d Rp 500.000.000                   25%
4.      Di atas Rp 500.000.000                                       30%


LATIHAN 1
WESEL BAYAR 
                Pada tanggal  1 Nopember  PT KADAG INGAT  membeli sebuah mesin seharga Rp 14.000.000 . pembayaran dilakukan dengan mengeluarkan sebuah wesel, jangka waktu 90 hari , dengan suku bunga sebesar 12%
Diminta :
Buatlah jurnal yang diperlukan sampai dengan tangal pelunasan
Jawab :
1/11     mesin                                                      14.000.000
                                Wesel bayar                                       14.000.000
 
 




31/12     beban bunga                                                     280.000
                                Hutang bunga                                        280. 000
 
Jurnal saat pembelian mesin


1/1    hutang bunga                                                         280.000
                Beban bunga                                                         280.000
 
Jurnal penyesuaian bunga 2 bulan (akrual)


30/1       wesel bayar                        140.000.0000
Beban bunga                     420.000
                                Kas                                                         14.420.000
 
Jurnal balik





                    



Tidak ada komentar:

Posting Komentar