BAB 4
Persediaan ( inventory )
PENGERTIAN
PERSEDIAAN
Barang – barang yg di miliki perusahaan untuk dijual kembal
dalam kegiatan operasional normal perusahaan . persediaan perusahaan pabrik
terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan dalam proses dan persediaan
barang jadi.
Karakteristik
persediaan barang dagangan
1. Persediaan barang dagangan dimiliki oleh perusahaan dan
BUTD (barang tersedia untuk dijual)
2. Dalam bentuk siap untuk dijual
Dasar –
dasar persediaan
-
Neraca di dalam perusahaan manufaktur dan dagang
menggambarkan persediaan merupakan aktiva lancar yang jumlah nya sangat besar
-
Laporan laba rugi, persediaan merupakan hal yang
sangat menentukan keuntungan atau hasil usaha
-
Pendapatan kotor (penjualan bersih – harga pokok
penjualan) , diawasi oleh manajemen perusahaan , pemilik ataupun pihak – pihak
lain
Pengelompokkan
persediaan dalam lingkungan pabrik (manufacturing)
1. persediaan pabrikan mungkin bukan merupakan persediaan
yang siap dijual
2. diklasifikasikan menjadi 3 kategori :
1. barang
jadi → siap
dijual ke konsumen
2. sedang
dalam proses produksi →
beberapa tahap produksi (belum selesai)
3. bahan baku / mentah → bahan yang
siap untuk digunakan dalam proses produksi
Penentuan kuantitas
persediaan
Dalam mempersiapkan laporan keuangan perlu ditentukan :
o Jumlah unit
dalam persediaan dengan cara menghitung , menimbang atau mengukur jumlah barang
persediaan secara fisik yang ada di perusahaan
o Kepemilikan
uang
Pengelolaan
fisik persediaan
Prinsip – prinsip pengendalian intern untuk persediaan
meliputi :
-
Pemisahan tugas , perhitungan persediaan dilakukan
oleh karyawan yang bukan bertugas mengawasi persediaan
-
Penyelenggaraan pertanggung jawaban , masing – masing
bagian dalam pengelolaan persediaan wajib menggunakan otorisasi yang otentik.
-
Verifikasi intern yang independen, perhitungan ulang
persediaan oleh petugas yang lain dan dilakukan penandaan terhadap item barang
persediaan. Penandaan hanya dilakukan sekali.
-
Prosedur pendokumentasian, menggunakan penandaan
barang dengan dokumen yang sudah di nomori sebelumnya ( prenumbered)
Kepemilikan
persediaan dalam perjalanan
a. Persediaan
barang dalam perjalanan, meliputi pihak yang berhak menerima persediaan
b.
FOB (free
on board) shipping point. Kepemilikan barang menjadi milik pembeli pada saat diserahkan
penjual kepada penyelenggara transportasi atau pihak perusahaan pengirim barang
yang independen
c.
FOB (free
on board) destination point. Kepemilikan barang masih berada di
penjual sampai barang tersebut diterima oleh pembeli
Barang konsinyasi
Konsinyasi : pemegang atau penjual barang (consignee) bukan
merupakan pemilik barang .
Karakteristiknya :
-
Kepemilikan tetap berada ditangan pemilik barang
(consignor) sampai barang tersebut terjual.
-
Barang konsinyasi merupakan persediaan barang dagangan
milik consignor, bukan persediaan milik consignee
System
akuntansi persediaan
1.
perpetual (Perpetual inventory system)
System pencatatan perpetual selalu membuat catatan setiap
terjadinya mutasi persediaan (pembeliaan, penjualan, ataupun retur)
2. Periodik
(periodic inventory system)
Pada akhir periode akuntansi dengan menggunakan system
pencatatan periodic harus melakukan pengecekan fisik terhadap persediaan (stock
opname of inventories) dengan cara mengukur dan menghitung berapa jumlah barang
yang ada di gudang. System pencatatan ini pada akhir periode dibutuhkan ayat
jurnal penyesuaian sebagai berikut .
Untuk persediaan awal :
Ikhtisar Rugi Laba (income summary) xxx
Persediaan
(inventories) xxx
|
Untuk persediaan akhir :
Persediaan (inventories) xxx
Ikhtisar
Rugi Laba (income summary) xxx
|
PENILAIAN
PERSEDIAAN
1. Penilaian dengan
pendekatan arus harga pokok (cost basic flow approach).
Dalam pendekatan ini terdapat dua
system pencatatan persediaan yaitu system periodik dan system perpetual yang
masing-masing ada 3 cara penilaian persediaan, yaitu :
a. FIFO (first
in first out)
Metode
ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan awal (pertama) masuk
akan dijual (digunakan) terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai
dengan nilai perolehan persediaan yang terakhir masuk (dibeli). Metode ini
cenderung menghasilkan persediaan yang nilainya tinggi dan berdampak pada nilai
aktiva perusahaan yang dibeli.
b. LIFO (Last
in first out)
Metode
ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan terakhir masuk akan
dijual (digunakan) terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai dan
dilaporkan berdasarkan nilai perolehan persediaan yang awal (pertama) masuk
atau dibeli. Metode ini cenderung menghasilkan nilai persediaan akhir yang rendah
dan berdampak pada nilai aktiva perusahaan yang rendah.
c. Metode
rata-rata (average method)
Dengan
menggunakan metode ini nilai persediaan akhir akan menghasilkan nilai antara
nilai persediaan metode FIFO dan nilai persediaan LIFO. Metode ini juga akan
berampak pada nilai harga pokok penjualan dan laba kotor.
2. Penilaian
persediaan selain arus harga pokok
Dalam pendekatan
ini ada 3 metode yang digunakan, yaitu :
a) Lower Cost
of market
Yaitu metode harga terendah anatara harga pokok dan
harga pasar. Metode ini dapat diterapkan dalam kondisi persediaaan tidak
normal, misalnya cacat, rusak dan kadaluarsa. Pokok dari metode ini adalah
membandingkan nilai yang lebih rendah antara nilai pasar (replacement value)
dan nilai perolehan (cost). Nilai pasar yang akan dipilih harus dibatasi, yaitu
tidak boleh lebih rendah dari batas bawah (floor limit) dan tidak boleh lebih
tinggi dari batas atas (ceiling limit).
b) Gross
profit method
Metode laba kotor ini bersifat estimasi dalam
penilaian persediaannya. Biasanya diterapkan karena keterbatasan dokumen yang
terkait dengan persediaan, misalnya karena terjadi bencana kebakaran dan
banjir. Dasar penilaian persediaannya adalah pada persentase laba kotor perusahaan
tahun berjalan atau rata-rata selama beberapa tahun.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah :
1) Mengestimasi
nilai penjualan tahun berjalan
2) Menghitung
nilai harga pokok penjualan berdasarkan pada persentase laba kotor yang telah
diketahui dan;
3) Menghitung
estimasi nilai persediaan akhir dengan mengurangkan harga pokok penjualan terhadap
penjualan.
c) Retail
method
Metode eceran ini menilai persediaan akhir dengan cara
menghitung terlebih dahulu Nilai persediaan akhir berdasarkan eceran. Nilai
persediaan akhir dengan harga pokok akan diketahui dengan cara menghitung rasio
antara nilai persediaan yang tersedia untuk dijual dengan pendekatan harga
pokok dibandingkan dengan pendekatan ritel. Kemudian rasio yang diperoleh
dikalikan dengan persediaan akhir yang dinilai dengan pendekatan eceran dapat
dirumuskan sebagai berikut :
|
|
|
= X
Contoh soal :
Tanggal
|
Keterangan
|
Kuantitas
|
Harga
|
2 January
|
Persediaan awal
|
200 unit
|
Rp.9.000
|
10 maret
|
Pembelian
|
300 unit
|
Rp.10.000
|
5 april
|
Penjualan
|
200 unit
|
Rp.15.000
|
7 mei
|
Penjualan
|
100 unit
|
Rp.15.000
|
21 September
|
Pembelian
|
400 unit
|
Rp.11.000
|
18 November
|
Pembelian
|
100 unit
|
Rp.12.000
|
20 November
|
Penjualan
|
200 unit
|
Rp.17.000
|
10 desember
|
Penjualan
|
200 unit
|
Rp.18.000
|
a) Hitunglah nilai persediaan akhir (per 31 desember 2001)
system periodik dan system perpetual dengan metode FIFO,LIFO dan rata-rata
(Average) !
b) Hitunglah harga pokok penjualan dan laba kotor !
b) Hitunglah harga pokok penjualan dan laba kotor !
jawab :
PERSEDIAAN
AKHIR
1.
System periodic
Persediaan awal (2 jan 2001) 200 unit
Pembelian 800 unit +
Barang tersedia untuk dijual 1000 unit
Penjualan 700 unit -
Persediaan akhir (31 des 2001) 300 unit
Barang tersedia untuk dijual :
Tanggal
|
Keterangan
|
Unit
|
Harga/unit
|
Total harga
|
02/01
|
Persediaan awal
|
200
|
9.000
|
1.800.000
|
10/03
|
Pembeliaan
|
300
|
10.000
|
3.000.000
|
21/09
|
Pembeliaan
|
400
|
11.000
|
4.400.000
|
18/11
|
Pembeliaan
|
100
|
12.000
|
1.200.000
|
|
Barang tersedia untuk dijual
|
1000
|
|
10.400.000
|
a) FIFO (masuk pertama keluar pertama)
persediaan akhir
Tanggal
|
Unit
|
Harga/unit
|
Total harga (Rp)
|
21/09
|
200
|
Rp.11.000
|
Rp.2.200.000
|
18/11
|
100
|
Rp.12.000
|
Rp.1.200.000
|
jumlah
|
300
|
|
Rp.3.400.000
|
b) LIFO (masuk terakhir keluar pertama)
persediaan akhir
Tanggal
|
Unit
|
Harga/unit
|
Total harga (Rp)
|
02/01
|
200
|
Rp.9.000
|
1.800.000
|
10/03
|
100
|
Rp.10.000
|
1.000.000
|
Jumlah
|
300
|
|
2.800.000
|
c) Rata-rata (Average)
Harga
rata-rata per unit =
Rp. 10.400.000/1.000 unit
=
Rp. 10.400
Persediaan
akhir =
300 x Rp. 10.400
=
Rp. 3.120.000
2.
System perpetual
a) FIFO (masuk
pertama keluar pertama)
Tanggal
|
Pembelian
|
Harga pokok penjualan
|
Persediaan
|
||||||
Unit
|
Harga/unit
|
Total harga
|
Unit
|
Harga/unit
|
Total harga
|
Unit
|
Harga/unit
|
Total harga
|
|
02/01
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
200
|
9000
|
1800000
|
10/03
|
300
-
|
10000
-
|
3000000
-
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
200
300
|
9000
10000
|
1800000
3000000
|
05/04
|
-
|
-
|
-
|
200
|
9000
|
1800000
|
300
|
10000
|
3000000
|
07/05
|
-
|
-
|
-
|
100
|
10000
|
1000000
|
200
|
10000
|
2000000
|
21/09
|
400
|
11000
|
4400000
|
-
|
-
|
-
|
200
|
10000
|
2000000
|
18/11
|
100
-
-
|
12000
-
-
|
1200000
-
-
|
-
-
-
|
-
-
-
|
-
-
-
|
200
400
100
|
10000
11000
12000
|
2000000
4400000
1200000
|
20/11
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
200
-
|
10000
-
|
2000000
-
|
400
100
|
11000
12000
|
4400000
1200000
|
10/12
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
200
-
|
11000
-
|
2200000
|
200
100
|
11000
12000
|
2200000
1200000
|
Total
|
800
|
-
|
8600000
|
700
|
-
|
7000000
|
300
|
-
|
3400000
|
b) LIFO (masuk terakhir keluar pertama)
Tanggal
|
Pembelian
|
Harga pokok penjualan
|
Persediaan
|
||||||
Unit
|
Harga/unit
|
Total harga
|
Unit
|
Harga/unit
|
Total harga
|
Unit
|
Harga/unit
|
Total harga
|
|
02/01
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
200
|
9000
|
1800000
|
10/03
|
300
-
|
10000
-
|
3000000
-
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
200
300
|
9000
10000
|
1800000
3000000
|
05/04
|
-
|
-
|
-
|
200
|
10000
|
2000000
|
200
100
|
9000
10000
|
1800000
1000000
|
07/05
|
-
|
-
|
-
|
100
|
10000
|
1000000
|
200
|
9000
|
1800000
|
21/09
|
400
-
|
11000
-
|
4400000
-
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
200
400
|
9000
11000
|
1800000
4400000
|
18/11
|
100
-
-
|
12000
-
-
|
1200000
-
-
|
-
-
-
|
-
-
-
|
-
-
-
|
200
400
100
|
9000
11000
12000
|
1800000
4400000
1200000
|
20/11
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
100
100
|
11000
12000
|
1100000
1200000
|
200
300
|
9000
11000
|
1800000
3300000
|
10/12
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
200
-
|
11000
-
|
2200000
-
|
200
100
|
9000
11000
|
1800000
1100000
|
Total
|
800
|
-
|
8600000
|
700
|
-
|
7500000
|
300
|
-
|
2900000
|
c) Rata-rata (Average)
Tanggal
|
Pembelian
|
Harga pokok penjualan
|
Persediaan
|
||||||
Unit
|
Harga/unit
|
Total harga
|
Unit
|
Harga/unit
|
Total harga
|
Unit
|
Harga/unit
|
Total harga
|
|
02/01
|
-
|
-
|
|
-
|
-
|
-
|
200
|
9000
|
1800000
|
10/03
|
300
|
10000
|
3000000
|
-
|
-
|
-
|
500
|
9600
|
4800000
|
05/04
|
-
|
-
|
-
|
200
|
9600
|
1920000
|
300
|
9600
|
2880000
|
07/05
|
-
|
-
|
-
|
100
|
9600
|
1960000
|
200
|
9600
|
1920000
|
21/09
|
400
|
11000
|
4400000
|
-
|
-
|
-
|
600
|
10530
|
6320000
|
18/11
|
100
|
12000
|
1200000
|
-
|
-
|
-
|
700
|
10740
|
7520000
|
20/11
|
-
|
-
|
-
|
200
|
10740
|
2148000
|
500
|
10740
|
5372000
|
10/12
|
-
|
-
|
-
|
200
|
10740
|
2148000
|
300
|
10740
|
3224000
|
Total
|
800
|
-
|
8600000
|
700
|
-
|
7176000
|
300
|
-
|
3224000
|
HARGA POKOK
PENJUALAN
1. Sistem periodik
|
FIFO
|
LIFO
|
Rata-rata
|
Persediaan
awal
Pembelian
Barang
tersedia utk dijual
Persediaan
akhir
Harga pokok
penjualan
|
1800000
8600000
10400000
(3400000)
7000000
|
1800000
8600000
10400000
(2800000)
7600000
|
1800000
8600000
10400000
(3120000)
7280000
|
2. Sistem perpetual
|
FIFO
|
LIFO
|
Rata-rata
|
Persediaan
awal
Pembelian
Barang
tersedia utk dijual
Persediaan
akhir
Harga pokok
penjualan
|
1800000
8600000
10400000
(3400000)
7000000
|
1800000
8600000
10400000
(2900000)
7500000
|
1800000
8600000
10400000
(3224000)
7176000
|
PENJUALAN
Tanggal
|
Unit
|
Harga/unit
|
Total harga (Rp)
|
05/04
|
200
|
Rp.15.000
|
3.000.000
|
07/05
|
100
|
Rp.15.000
|
1.500.000
|
20/11
|
200
|
Rp.17.000
|
3.400.000
|
10/12
|
200
|
Rp.18.000
|
3.600.000
|
Total
|
700
|
-
|
11.500.000
|
LABA KOTOR
1. Sistem periodik
|
FIFO
|
LIFO
|
Rata-rata (Average)
|
Penjualan
Harga pokok penjualan
Laba kotor
|
11.500.000
(7.000.000)
4.500.000
|
11.500.000
(7.600.000)
3.900.000
|
11.500.000
(7.280.000)
4.220.000
|
2. Sistem perpetual
|
FIFO
|
LIFO
|
Rata-rata (Average)
|
Penjualan
Harga pokok penjualan
Laba kotor
|
11.500.000
(7.000.000)
4.500.000
|
11.500.000
(7.500.000)
4.000.000
|
11.500.000
(7.176.000)
4.324.000
|
JURNAL
1. Sistem periodik
Mencatat pembelian :
|
Mencatat penjualan :
|
Penyesuaian untuk persediaan :
|
2. Perpetual (FIFO)
Mencatat pembelian :
|
Mencatat penjualan :
|
Contoh kasus 1
Dibawah ini terdapat catatan mengenai persediaan
PT.Khatulistiwa selama bulan September 2008 sebagai berikut :
Tanggal
|
Keterangan
|
Kuantitas
|
Harga
|
1 September
|
Persediaan awal
|
100 unit
|
Rp.10.000
|
5 September
|
Pembelian, termin 2/10,n/60
|
500 unit
|
Rp.12.000
|
12 September
|
Pembelian, termin 2/10,n/30
|
100 unit
|
Rp.15.000
|
22 September
|
Penjualan
|
300 unit
|
Rp.25.000
|
27 September
|
Pembelian, termin 5/10,n/30
|
100 unit
|
Rp.20.000
|
30 September
|
Penjualan
|
50 unit
|
Rp.30.000
|
Diminta : Tentukan nilai persediaan akhir, harga pokok
penjualan dan laba kotor jika diasumsikan perusaahaan menerapkan system
periodik FIFO dan system perpetual LIFO !
Jawab :
Periodik FIFO
Persediaan yang
tersedia untuk dijual (unit) ialah :
= 100 + 500 + 100 + 100
= 800 unit
Persediaan yang tersedia untuk dijual :
= [(100 x Rp.10.000)+(500 x Rp.12.000)+(100 x
Rp.15.000)+(100 x Rp.20.000)
= Rp.10.500.000
Unit persediaan akhir
:
= persediaan yang tersedia untuk dijual – unit terjual
= 850 unit – 350 unit
= 450 unit
Nilai unit akhir :
= 100 unit @Rp.20.000 =
Rp.2.000.000
= 100 unit @Rp.15.000 =
Rp.1.500.000
= 250 unit @Rp.12.000 =
Rp.3.000.000 +
= 450 unit Rp.6.500.000
Harga pokok penjualan
:
= nilai persediaan yang tersedia untuk dijual – nilai
persediaan akhir
= Rp.10.500.000 – Rp.6.500.000
= Rp.4.000.000
Laba kotor :
= hasil penjualan – harga pokok penjualan
= Rp.9.000.000 – Rp.4.000.000
= Rp.5.000.000
Perpetual LIFO
Tanggal
|
Pembelian
|
Harga pokok pembelian
|
Persediaan
|
||||||
01/09
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
100
|
10000
|
1000000
|
05/09
|
300
|
12000
|
6000000
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
100
500
|
10000
12000
|
1000000
6000000
|
12/09
|
100
-
|
15000
-
|
1500000
-
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
100
500
100
|
10000
12000
15000
|
1000000
6000000
1500000
|
22/09
|
-
|
-
|
-
|
100
200
|
15000
12000
|
1500000
2400000
|
100
300
|
10000
12000
|
1000000
3600000
|
27/09
|
100
-
|
20000
-
|
2000000
-
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
100
300
100
|
10000
12000
20000
|
1000000
3600000
2000000
|
30/09
|
|
|
|
50
-
-
|
20000
-
-
|
1000000
-
-
|
100
300
50
|
10000
12000
20000
|
1000000
3600000
1000000
|
Total
|
700
|
-
|
9500000
|
350
|
-
|
4900000
|
450
|
-
|
5600000
|
Jadi dengan metode perpetual LIFO dapat diketahui hal-hal
sebagai berikut :
Nilai persediaan akhir Rp.5.600.000
Harga pokok penjualan Rp.4.900.000
Laba kotor =
Rp.9.000.000 – Rp.4.900.000
=
Rp.4.100.000
maaf ini nama pengarang ya siapa ya
BalasHapusThanks a lot
BalasHapusThanks so much
BalasHapus